Hentikan RADIKALISME
- Putri Erviyanti
- Dec 1, 2017
- 1 min read
Radikalisme adalah suatu paham atau ideologi yang menginginkan perubahan dan pembaruan sistem sosial dan politik dengan cara kekerasan. Inti dari radikalisme adalah sikap jiwa dalam mengusung suatu perubahan. Dalam untuk mencapai tujuannya, mereka sering menggunakan kekerasan atau suatu sikap tindakan yang ekstrim.
Radikalisme di Indonesia saat ini sedang terjadi marak maraknya dikalangan masyarakat sehingga menjadi suatu permasalahan dari pemahaman. Bahkan radikalisme itu sendiri dapat membuat seseorang menjadi terpecah belah karena dari permasalahan pemahaman itu.
Dari kasus radikalisme ini Presiden Indonesia Joko Widodo menegaskan bahwa radikalisme dan faham garis keras yang menjadi ancaman terbesar buat dasar negara. ‘’Sekarang ini telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah kita," katanya dalam pidato dalam Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Bali, Selasa (26/9). "Saya ingin mengingatkan pada kita semua bahwa perguruan tinggi adalah kawahnya pengetahuan, sumber pengetahuan dan sumber pencerahan. Dan sangat berbahaya sekali kalau perguruan tinggi menjadi medan infiltrasi ideologi-ideologi radikal. Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," pesan Presiden.
Apabila seorang Presiden sudah mengatakan suatu gagasan tersebut maka radikalisme menjadi suatu permasalahan yang berat untuk negara Indonesia sekarang ini. Jadi sebagai negara yang berpancasila kita selaku anak muda generasi bangsa harus bisa mendukung serta membantu menghentikan permasalahan negara ini agar rasa persatuan dan persaudaraan semakin kuat.
Kalau bukan kita sebagai pemuda bangsa yang menghentikannya siapa lagi yang akan meneruskan untuk kemajuan bangsa ini, jika radikalisme ini terus terjadi bersiaplah kita menjadi negara yang mundur. Mari bermulai lah untuk memahami satu sama lain untuk saling menjaga perdamaian dan keutuhan negara.
Xoxo
-Putri Erviyanti-
Sumber Kutipan Presiden:
Comments